You can shine !

Category:   Leave a Comment
Rahasia Kemenangan

Pada suatu zaman di Tiongkok, hiduplah seorang jenderal besar yang selalu menang dalam setiap pertempuran. Karena itulah, ia dijuluki "Sang Jenderal Penakluk " oleh rakyat. Suatu ketika, dalam sebuah pertempuran, ia dan pasukannya terdesak oleh pasukan lawan yang berkali lipat lebih banyak. Mereka melarikan diri, namun terangsak sampai ke pinggir jurang. Pada saat itu para prajurit Sang Jenderal menjadi putus asa dan ingin menyerah kepada musuh saja.


Sang Jenderal segera mengambil inisiatif,

"Wahai seluruh pasukan, menang-kalah sudah ditakdirkan oleh dewa-dewa. Kita akan menanyakan kepada para dewa, apakah hari ini kita harus kalah atau akan menang." Saya akan melakukan tos dengan keping keberuntungan ini! Jika sisi gambar yang muncul, kita akan menang. Jika sisi angka yang muncul, kita akan kalah! Biarlah dewa-dewa yang menentukan!" seru Sang Jenderal sambil melemparkan kepingnya untuk tos… Ternyata sisi gambar tanda kemenangan yang muncul!

Keadaan itu disambut histeris oleh pasukan Sang Jenderal,

"Hahaha… dewa-dewa di pihak kita! Kita sudah pasti menang!!!" Dengan semangat membara, bagaikan kesetanan mereka berbalik menggempur balik pasukan lawan. Akhirnya, mereka benar-benar berhasil menunggang-langgangkan lawan yang berlipat-lipat banyaknya. Pada senja pasca-kemenangan, seorang prajurit berkata kepada Sang Jenderal, "Kemenangan kita telah ditentukan dari langit, dewa-dewa begitu baik terhadap kita."

Sang Jenderal menukas,

"mau tahu rahasianya?"

sembari melemparkan keping keberuntungannya kepada prajurit itu. Si prajurit memeriksa kedua sisi keping itu, dan dia hanya bisa melongo ketika mendapati bahwa ternyata kedua sisinya adalah gambar tanda kemenangan.


Memang dalam hidup ini ada banyak hal eksternal yang tidak bisa kita ubah; banyak hal yang terjadi tidak sesuai dengan kehendak kita. Namun demikian, pada dasarnya dan pada akhirnya, kita tetap bisa mengubah pikiran atau sisi internal kita sendiri: untuk menjadi bahagia atau menjadi tidak berbahagia. Jika bahagia atau tidak bahagia diidentikkan dengan nasib baik atau nasib buruk, jadi sebenarnya nasib kita tidaklah ditentukan oleh siapa-siapa, melainkan oleh diri kita sendiri

Ada Yang Memperhatikanmu ....

Seluruh penumpang di dalam bus merasa simpati dan trenyuh ketika melihat seorang wanita muda tertatih-tatih menaiki tangga bus. Tangannya meraba untuk mencari posisi posisi sopir bus berada, dan membayar ongkos bus. Wanita muda itu lalu berjalan ke dalam bus mencari bangku kosong dengan tangannya. Setelah yakin bangku yang dirabanya kosong, diapun duduk disana. Tasnya diletakkan diatas pangkuan, dan tangan satunya memegang tongkat.


Satu tahun sudah, Maria, nama gadis muda itu mengalami kebutaan akibat kecelakaan yang dialaminya. Suatu kecelakaan yang menghilangkan penglihatannya untuk selama-lamanya. Dunia tiba-tiba menjadi gelap dan segala harapan serta cita-citanya sirna. Dulunya, Maria adalah wanita muda periang yang penuh ambisi menaklukkan dunia, aktif di berbagai perkumpulan, baik di sekolah, di rumah maupun di lingkungannya. Tiba-tiba saja semuanya sirna. Kegelapan, frustasi dan rendah diri menyelimuti jiwanya. Hilang sudah masa depan yang dicita-citakan. Merasa tak berguna dan tak ada seorangpun yang dapat menolongnya. "Bagaimana ini bisa terjadi padaku?" dia menangis. Hatinya protes, diliputi kemarahan dan putus asa. Tapi tak peduli sebanyak apapun dia protes, sebanyak apapun dia berdoa dan memohon, penglihatannya tidak pernah kembali.

Diantara rasa frustasi, depresi dan putus asa, dia masih beruntung, karena mempunyai suami yang begitu penyayang dan setia, Edi. Edi adalah seorang security sebuah perusahaan. Dia mencintai Maria dengan sepenuh hatinya. Ketika mengetahui Maria kehilangan penglihatan, rasa cintanya tidak berkurang. Justru perhatiannya makin bertambah. Ketika Maria tenggelam dalam jurang keputus-asaan, Edi lah yang menolong mengembalikan rasa percaya diri Maria. Edi tahu, ini adalah perjuangan berat, diperlukan perhatian extra dan kesabaran luar biasa. Karena buta, Maria terpaksa berhenti bekerja dari perusahaan lamanya. Edi mendorong Maria untuk mempelajri huruf Braille. Dengan harapan akan berguna di suatu saat di masa depan.

Tapi bagaimana Maria bisa belajar? Sedangkan untuk pergi kemana-mana selalu diantar oleh Edi? Dulu, sebelum Maria menjadi buta, dia terbiasa naik bus ke tempat kerja dan kemana saja sendirian. Tapi kini Maria sudah buta, bagaimana dia bisa naik bus sendirian? Berjalan kemana-mana sendirian? Pulang-pergi sendirian? Siapa yang akan melindunginya saat dia sendirian? Begitulah pikiran yang berkecamuk dalam benak Maria yang putus asa.

Tapi Edi membimbing Maria untuk sabar. Edi merelakan dirinya untuk mengantar Maria ke sekolah khusus-tempat belajar Braille. Dengan susah payah Maria melangkah bersama tongkatnya, sementara Edi ada di sampingnya. Selesai mengantar Maria, barulah Edi pergi bekerja. Begitulah selama berhari-hari, berminggu-minggu Edi mengantar-jemput Maria. Lengkap dengan seragam security nya.

Lama kelamaan, Edi sadar bahwa tidak mungkin dirinya mengantar-jemput Maria. Bagaimanapun juga Maria harus mandiri, tak mungkin selamanya mengandalkan dirinya, sebab dia juga punya pekerjaan yang harus dilakukan. Dengan hati-hati dia mengutarakan maksudnya, supaya Maria tidak merasa tersinggung dan merasa dibuang. Sebab Maria, bagaimanapun juga masih terpukul dengan musibah yang dialaminya. Seperti yang diramalkan Edi, Maria merasa dirinya kini telah benar-benar dicampakkan. "Saya buta, saya tidak bisa melihat!", teriak Maria. "Bagaimana saya tahu kamu ada dimana? Kamu benar-benar telah meninggalkan saya". Edi merasa sedih mendengar hal ini. Tapi dia sadar dengan apa yang dilakukannya. Maria harus mau menerimanya dan harus mandiri.

Edi tidak melepas Maria begitu saja. Setiap pagi, dia mengantar Maria ke halte bus. Dan akhirnya, setelah dua minggu, Maria bisa berangkat sendiri ke halte, dengan menggunakan tongkatnya. Edi menganjurkan agar Maria menggunakan indera pendengarannya, dimanapun dia berada. Setelah dirasanya yakin bahwa Maria bisa pergi sendirim dengan tenang Edi pergi ke tempat dinas. Sementara Maria masih merasa terpukul dengan perlakuan suaminya yang dirasanya begitu kejam dengan meninggalkannya sendiri seperti itu.

Maria juga menyadari bahwa tidak mungkin selamanya Edi harus menemani kemanapun dia pergi. Dia cukup bersyukur bahwa selama ini suaminya begitu setia dan sabar membimbingnya. "Ah, tidak ada yang setia di dunia ini. Aku harus bisa mandiri tanpa mengandalkan suamiku" pikir Maria dalam hati. Maria bertekad, dia adalah wanita yang dulu, sebelum buta, tak pernah menyerah pada tantangan dan wanita yang tidak bisa diam saja. Kini dia harus menjadi Maria yang dulu, yang tegar, menyukai tantangan dan suka belajar dan bekerja.

Hari-hari pun berlalu. Dan sudah beberapa minggu Maria menjalani rutinitas belajar, dengan naik bus kota sendirian. Suatu hari, ketika dia hendak turun dari bus, sopir bus berkata: "Saya sungguh iri kepadamu".

Maria tidak yakin kalau sopir itu berbicara kepadanya, "Anda bicara kepada saya?"

"Ya", jawab sang sopir bus. "Saya benar-benar iri kepadamu. Kamu wanita yang sangat beruntung".

Maria kebingungan, heran dan tak habis berpikir, bagaimana bisa di dunia ini, seorang wanita yang buta, yang berjalan terseok-seok dengan tongkatnya, bisa membuat orang lain merasa iri? Ah, mungkin sopir bus ini ingin menghibur saja.

"Apa maksud anda?" Maria bertanya penuh heran kepada sopir bus itu.

"Kamu tahu," jawab sopir bus, "Aku perhatikan selama beberapa minggu ini. Setiap pagi, ada seorang dengan seragam security selalu berdiri di sebarang jalan. Dia memperhatikanmu dengan harap-harap cemas ketika kamu menuruni tangga bus. Dan ketika kamu menyeberang jalan, dia perhatikan langkahmu dan bibirnya tersenyum puas dan lega begitu kamu telah melewati jalan itu. Dia tampak begitu bangga kepadamu. Begitu kami masuk gedung sekolahmu, dia meniupkan ciuman kepadamu, memberimu salut dan pergi dari situ. Kamu sungguh wanita beruntung, ada yang memperhatikan dan melindungimu"

Maria tersentak, sejenak ia terdiam. Tanpa sadar, air mata mengalir di pipinya. Walaupun dia tidak melihat orang tersebut, dia tahu itu suaminya, dan ia merasakan kehadiran Edi disana.

Maria merasa beruntung, sangat beruntung. Edi telah memberinya sesuatu yang lebih berharga daripada sekedar penglihatan. Sebuah pemberian yang tidak perlu untuk dilihat, tapi hangat dirasakan, kasih sayang yang membawa cahaya ketika dia berada dalam kegelapan. Cinta yang membawa keyakinan dan rasa percaya diri yang besar. Kini, kemanapun dia pergi, Maria tahu, ia tidak sendiri. "Ada yang memperhatikanmu, Maria" bisik Maria perlahan sambil tersenyum.

Pembaca terkasih, kita ibarat orang buta yang diberi semangat untuk terus hidup dan bekerja. Kita tidak bisa melihat Tuhan, tapi DIA terus membimbing kita seperti Edi membimbing Maria. DIA memacu semangat kita, juga cemas dan kuatir dengan langkah kita. Namun tersenyum bangga saat kita berhasil melewati ujian2 hidup ini.

Karena itu, menghadapi ujian hidup dan rintangan seberat apapun. Percayalah "Ada Yang Memperhatikanmu"

SEJARAH PEMBENTUKAN NAMA IMAGE

Written by Jeffrey Kurniawan

Gereja Kristen Perjanjian Baru (GKPB) merupakan sebuah gereja yang dimulai oleh sekelompok anak-anak muda yang menangkap visi dari Allah. Oleh anugerah Allah, GKPB mengalami perkembangan yang sangat baik tetapi GKPB tetap tidak melupakan beban untuk melayani anak-anak muda.

Melihat pentingnya melayani anak-anak muda maka pada tahun 1996 diadakan pertemuan di Bandung untuk membentuk komisi khusus bagi anak-anak muda di dalam kepengurusan Majelis Pusat GKPB yang selanjtnya dikenal dengan komisi PPM (Pelajar, Pemuda dan Mahasiswa).

Pada tahun 2000, Komisi PPM mengadakan Konvensi Pemuda Nasional GKPB pertama yang diberi nama Youth Impetus. Di dalam pertemuan Youth Impetus inilah lahir sebuah visi untuk pelayanan anak-anak muda GKPB yaitu Menjadi generasi penggerak dalam kebangunan rohani, pembaharuan moral yang Alkitabiah, pembaharuan gereja dan perintisan gereja.

Pada tahun 2001, pengurus Majelis Pusat GKPB mengadakan rapat di Lembang. Salah satu topik yang dibahas pada saat rapat tersebut adalah mengenai keberadaan pelayanan ank muda GKPB. Menurut pemikiran para pengurus Majelis pusat GKPB, kegerakan pelayanan anak-muda di Indonesia sangatlah diperlukan dan anak-anak muda GKPB harus bisa menjadi pionir untuk mewujudkan kegerakan tersebut. Melalui diskusi dan pembicaraan yang cukup intens maka salah satu hal yang dianggap penting untuk mewujudkan hal tersebut adalah adanya penyeragaman nama dan visi untuk pelayanan anak muda GKPB.

Memang tidak dapat dipungkiri bahwa sejalan dengan perkembangan gereja-gereja lokal GKPB, maka pelayanan anak-anak muda mulai banyak bermunculan di dalam gereja-gereja lokal GKPB. Masing-masing pelayanan anak Muda GKPB memiliki ciri khas dan metode yang disesuaikan dengan konteks daerah dimana mereka berada. Selain itu, masing-masing pelayanan anak muda GKPB di dalam jemaat lokal memiliki nama dan visi yang berbeda-beda. Karena itu Pengurus Majelis Pusat GKPB (MP-GKPB) meminta komisi PPM untuk melakukan penjajakan agar penyeragaman nama dan visi di dalam tubuh pelayanan anak muda GKPB dapat terwujud.

Setelah mendapat mandat dari pengurus MP-GKPB, maka komisi PPM mulai mengadakan konsolidasi ke beberapa gereja lokal GKPB untuk mendapatkan masukan tentang rencana penyeragaman nama dan visi pelayanan anak muda GKPB. Respon dari masin-masing gereja lokal berbeda-beda. Ada yang menyambut dengan antusias namun tidak sedikit yang menolak dengan berbagai alasan serta menganggap semua itu belum perlu dilakukan dan lebih baik tetap dalam keadaannya seperti saat itu. Respon-respon dari gereja-gereja lokal tersebut disampaikan oleh komisi PPM kepada MP-GKPB dan diputuskan agar rencana penyeragaman nama dan visi ditunda terlebih dahulu sambil melihat perkembangan yang ada.

Pada tahun 2002, para pengurus MP-GKPB mengadakan rapat dan kembali menyinggung tentang realisasi penyeragaman nama dan visi pelayanan anak muda. Mandat kembali diberikan kepada komisi PPM untuk melakukan penjajakan penyeragaman nama dan visi pelananan anak muda GKPB. Memang untuk melakukan perubahan tidaklah mudah tetapi dengan anugerah Allah semuanya bisa berjalan.

Setelah melalui sosialisasi dan pendekatan yang berulang kali akhirnya mulai ada keterbukaan dari berbagai pelayanananak muda di gereja-gereja lokal GKPB mengenai penyeragaman nama dan visi. Hal ini membuat komisi PPM bergerak cepat dengan melakukan persiapan untuk dapat mempertemukan para pemimpin pelayanan anak muda GKPB sehingga masalah penyeragaman nama dan visi bisa diwujudkan. KarAena itu komisi PPM mengambil keputusan untuk mengadakan pertemuan khusus para pemimpin pelayanan anak-anak muda GKPB di sela-sela acara konvensi Pemuda Nasional: Youth Impetus III yang dilangsungkan di Lembang dari tanggal 1-4 Juli 2003.

Setelah mengadakan pembicaraan dan diskusi yang hangat antar pemimpin pelayanan anak muda maka mayoritas yang hadir di dalam pertemuan tersebut sepakat tentang pentingnya dilakukan penyeragaman nama dan visi. Mengenai penyeragaman visi, semua yang hadir sepakat untuk menggunakan visi yang sudah ada yaitu hasil Youth Impetus I. Sedangkan untuk nama, dilakukan pengumpulan usulan-usulan nama pelayanan. Ada beberapa usulan sehingga perlu dilakukan pemungutan suara dimana nama IMAGE (Impacting All Generations) memperoleh suara terbanyak.

Akhirnya pada tanggal 3 Juli 2004, mayoritas para pemimpin pelayanan anak muda yang berjumlah kira-kira 50 orang yang berasal dari berbagai gereja lokal GKPB sepakat untuk melakukan penyeragaman nama dan visi yaitu IMAGE dengan visinya: Menjadi generasi penggerak dalam kebangunan rohani, pembaharuan moral yang Alkitabiah, pembaharuan gereja dan perintisan gereja.



Category:   Leave a Comment